Biodata Try Sutrisno serta Profil Pendidikan dan Karier Lengkap Cemerlang Beliau Selama Menjadi Wakil Presiden RI perlu teman teman ketahui. Dibalik kehebatan seorang Pemimpin Negara, tentu ada orang orang yang mendukungnya dan membantu pekerjaannya. Seorang Pemimpin Negara di Indonesia diberi gelar sebagai Presiden Indonesia, sedangkan orang – orang yang membantunya Presiden ada banyak sekali. Salah satu orang yang membantu serta mendukung pekerjaan Presiden diberi gelar Wakil Presiden. Indonesia sudah mengalami banyak sekali pergantian Wakil Presiden sejak kemerdekaannya. Dan salah satu Wakil Presiden yang masuk dalam catatan sejarah Indonesia adalah Wakil Presiden Indonesia ke-6.
Daftar Isi
Biodata Try Sutrisno
Keluarga dan Masa Kecil Try Sutrisno
Tempat Tanggal Lahir dan Biografi Singkat Ayah Ibunya

Wakil Presiden yang ke-6 memiliki nama lengkap Try Sutrisno. Beliau lahir di kota Surabaya, Jawa Timur. Tepat pada tanggal 15 November 1935, beliau lahir dari pasangan suami istri. Ayah beliau yang bernama Subandi adalah seorang supir ambulans. Sedangkan ibu beliau bernama Mardiyah, ibu beliau hanyalah seorang ibu rumah tangga. Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, Negara Belanda pun kembali mengklaim bahwa Indonesia sebagai kolonil mereka. Akhirnya pada waktu itu juga Beliau bersama keluarga pindah dari Surabaya ke Mojokerto.
Pekerjaan dan Kesibukan Ayahnya
Setelah kepindahan mereka, ayah beliau menjadi seorang petugas medis untuk daerah Batalyon Angkatan Darat Poncowati. Ayah beliau memaksanya untuk berhenti sekolah dan mencari tambahan uang dengan menjadi seorang penjual rokok dan koran. Di usia beliau yang ke 13, beliau memiliki keinginan untuk bergabung di tempat ayahnya kerja tapi berakhir menjadi seorang kurir. Pada tahun 1956 setelah di tahun 1949 Belanda mundur dan mengakui Kemerdekaan Indonesia akhirnya beliau bersama keluarganya kembali ke Surabaya. Saat itulah beliau menyelesaikan pendidikannya.
Agama Tri Sutrisno serta Istri dan Anak Anak

Wakil Presiden yang menganut agama Islam ini sudah menikah dengan seorang wanita bernama Tuti Sutiawati. Dan dari pernikahannya, beliau memiliki 7 orang anak. Ketujuh anak beliau adalah sebagai berikut :
- Nora Tristiyana lahir pada tanggal 05-04-1962
- Taufik Dwi Cahyono lahir pada tanggal 09-08-1964
- Firman Santya Budi lahir pada tanggal 17-11-1965
- Nori Chandrawati lahir pada tanggal 31-03-1967
- Isfan Fajar Satrio lahir pada tanggal 07-02-1970
- Kunto Arief Wibowo lahir pada tanggal 15-03-1971
- Natalia Indrasari lahir pada tanggal 30-12-1974
Biodata Singkat Try Sutrisno
Nama Lengkap | Try Sutrisno |
Panggilan | Bapak Try |
Tempat Lahir | Surabaya, Jawa Timur |
Tanggal Lahir | 15 November 1935 |
Agama | Islam |
Nama Ayah | Subandi |
Ibu | Mardiyah |
Pasangan | Tuti Sutiawati |
Nama Anak | Nora Tristiyana, Taufik Dwi Cahyono, Firman Santya Budi, Nori Chandrawati Isfan Fajar Satrio, Kunto Arief Wibowo |
Profil Riwayat Pendidikan Lengkap Wakil Presiden Indonesia
Pendidikan SD hingga SMA
Seperti sudah dijelaskan diatas sebelumnya, bahwa beliau menyelesaikan pendidikannya dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas di Mojokerto. Beliau menginjak Sekolah Dasar pada tahun 1942 dan selesai pada tahun 1950. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1950 – 1953 dan berlanjut ke Sekolah Menengah Atas di tahun 1953-1956. Beliau tidak hanya menempuh pendidikan umum, namun ia juga mengikuti pendidikan Militer.
Pendidikan Militer
Pendidikan Militer yang ditempuh beliau dimulai sejak tahun 1956 tepatnya setelah ia menyelesaikan pendidikan dibangku Sekolah Menengah Atas(SMA). Beliau ingin sekali mengabdikan dirinya untuk membela Negara, sehingga ia mengikuti test masuk Akademik Teknik Angkatan Udara(ATEKAD). Beliau mengikuti tes tersebut di Surabaya dan dinyatakan lulus. Namun, perjalanan beliau harus terhenti karena tidak lulus dalam tes kesehatan yang dilaksanakan di Malang.
Penugasan Militer di Aceh

Entah mengapa, nasib baik memihak beliau, akhirnya atas perintah dari Jenderal GPH Djuatikusumo ia mendapatkan panggilan kembali. Bersama peserta lainnya, ia dikirim ke Bandung untuk mengikuti Phsychotest. Setelah melewati tes tersebut akhirnya, Beliau dinyatakan lulus sebagai seorang Taruna Akademi Genie yang sekarang berubah nama menjadi Atekad. Beberapa tahun setelah beliau berpangkat Kopral Taruna, beliau ditugaskan ke daerah Aceh. Di tahun selanjutnya beliau diangkat pangkatnya menjadi Sersan Taruna. Saat itulah ia pernah dikirim ke daerah Operasi Penumpasan Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat.
Pendidikan militer yang diterima beliau tahun ke tahun adalah sebagai berikut :
- Atekad pada tahun 1956 – 1959
- Susjurpazikon /MOS pada tahun 1962
- Latsar Para pada tahun 1964
- Kupaltu pada tahun 1965
- MOS Amfibi pada tahun 1967
- Suslapa Zeni pada tahun 1968
- Seskoad(Sekolah Staf dan Angkatan Udara) pada tahun 1972
- Seskogab(Sekolah Staf dan Komando Gabungan) pada tahun 1977
Profil Riwayat Karier Try Sutrisno
Lulusan Atekad yang Berprestasi
Menjadi lulusan dari Atekad di tahun 1959 dengan pangkat Letda Czi, beliau ditugaskan pertama kalinya di Kodam IV/Sriwijaya sebagai Dan Ton Zipur. Dan di tahun 1962 beliau kembali ditugaskan pada Yon Zikon Komando Mandala di daerah Kendari. Di tahun 1965 beliau pindah ke Jakarta sebagai Dan Ki Dump Truck. Pada tanggal 01 Januari 1966, beliau resmi dilantik menjadi seorang Kapten setelah mengikuti pendidikan Kapaltu selama tahun 1965. Ada banyak sekali perjalanan karier beliau di bidang Kemiliteran. Disamping itu, Indonesia juga mencatat sejarah beliau di bidang Politik.
Menjabat sebagai Panglima ABRI

Beliau pernah menjadi seorang Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Namun, beliau bukanlah yang pertama. Beliau adalah yang menjabat ke-7 setelah L.B. Moerdani. Beliau menjabat sebagai Panglima tersebut pada 27 Februari 1988 dan berakhir pada 19 Februari 1993 yang kemudian digantikan oleh Edi Sudrajat. Kemudian setelah beberapa lama, akhirnya tepat pada 11 Maret 1993 Bapak Try Sutrisno dipercayakan menjabat posisi sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-6.
Saat itu beliau bersama Bapak Soeharto yang menjadi Presiden, berjuang dengan sangat keras. Beliau menggantikan posisi bapak Sudharmono. Dan kemudian pada tanggal 10 Maret 1998 beliau mengakhiri masa jabatannya. Beliau digantikan oleh Bacharuddin Jusuf Habibie.